Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
Kategori Blog : Welcome │ Daftar isi» Tips Entertainment │ Dunia Blog │ Dunia Komputer │ Software
Home » » MANAJEMEN AWAL AGAR PERFORMA OPTIMAL

MANAJEMEN AWAL AGAR PERFORMA OPTIMAL

K  eberhasilan pemeliharaan ayam secara umum ditentukan pula oleh manajemen sebelum DOC masuk dalam kandang (pre chick in) dan saat pertama kali masuk ke kandang (chick in). Manajemen ini memang sangat membutuhkan perhatian khusus karena secara garis besar dalam periode ini peternak dituntut untuk bisa menciptakan tempat dan kondisi yang nyaman bagi anak ayam (DOC) sebagai langkah awal untuk mencapai performa yang optimal.


Manajemen Pre Chick In

Pre chick in disebut juga dengan masa persiapan kandang sebelum chick in. Persiapan kandang merupakan tahap penting dalam pemeliharaan ayam karena tujuan utama dari manajemen pre chick in adalah untuk menghindari timbulnya infeksi penyakit yang menyebabkan kerugian ekonomis cukup besar. Dalam tahap ini perlu diperhatikan mengenai :

1)  Biosekuriti yang ketat

Biosekuriti ketat adalah kunci menekan penularan penyakit dari periode sebelumnya. Untuk mewujudkannya, peternak dapat melakukan berbagai tindakan selama pre chick in yang dimulai dari :

    Tahap persiapan kandang yang optimal seperti pengeluaran feses, penyikatan hingga ke sela-sela kandang, perbaikan kerusakan kandang, pengapuran kandang dan desinfeksi kandang menggunakan Formades atau Sporades

    Desinfeksi Tempat Minum Ayam (TMA) dan Nampan Ransum Ayam DOC (NRDOC) sebelum digunakan kembali. Rendam dalam Zaldes atau Medisep selama 15-30 menit lalu diangin-anginkan sebelum dipakai

    Lakukan pembersihan selokan dan pemotongan rumput di areal sekitar kandang untuk mencegah perkembangbiakan vektor penyakit seperti lalat dan nyamuk

    Masa istirahat kandang yang cukup setelah desinfeksi (minimal selama 14 hari sebelum chick in)


2)  Persiapan peralatan dan perlengkapan kandang

Meliputi pemilihan bahan litter, jumlah NRDOC, TMA dan Indukan Gas Medion (IGM). Perencanaan dan manajemen yang matang dari tahap ini menentukan keberhasilan fase chick in.

    Bahan litter

Bahan litter yang dapat digunakan antara lain sekam padi, jerami, serutan kayu halus dan kertas. Sekam padi merupakan bahan litter yang paling sering digunakan. Ketebalan litter sekam padi yang dianjurkan ialah 8-12 cm. Sebelum dimasukkan ke dalam kandang, litter dikeringkan dulu lalu disemprot dengan Formades atau Sporades, kemudian diangin-anginkan. Tujuannya untuk mematikan bibit penyakit dan memastikan litter benar-benar kering sehingga tidak mudah berjamur.

    Tempat ransum, air minum dan pemanas

Peternak harus membuat list peralatan yang dibutuhkan sesuai jumlah DOC tiap kandang dan disesuaikan dengan kapasitas masing-masing peralatan. Usahakan agar jumlahnya tidak kurang dari kebutuhan agar menekan terjadinya persaingan antar ayam baik dalam hal ransum, air minum maupun ruang gerak. Cek semua peralatan untuk memastikan semua alat berfungsi optimal. Nyalakan pemanas 1-3 jam sebelum chick in. Tujuannya agar panas sudah menyebar merata baik udara, litter maupun air minum. Tindakan ini juga akan mengusir gas amonia, menghangat-kan udara dan air minum serta menurunkan kelembaban litter.


Tabel 1. Peralatan dan Perlengkapan Kandang Brooder Kapasitas 1000 ekor DOC

Manajemen Chick In

Saat chick in, segera buka box DOC dan lakukan penimbangan, penghitungan serta penyeleksian kualitas DOC. Sampel DOC yang akan ditimbang sekitar 10-20%. Bobot badan DOC yang tidak sesuai standar breeder (di atas atau di bawah standar) dipisahkan untuk selanjutnya dipelihara dan diberi perlakuan tersendiri.

Culling DOC yang kualitasnya buruk seperti lesu, bulu kusam, mata keruh atau sakit. Selain berpotensi menjadi sumber penyakit, DOC berkualitas buruk akan menurunkan persen keseragaman berat badan. Setelah itu, segera tebar DOC di brooding.

Saat chick in, peternak juga wajib menyediakan nutrisi dan lingkungan yang baik. Berikut ulasannya :

1)  Nutrisi

Sediakan air gula 2-5% (20-50 gram dalam 1 liter air minum) untuk mengganti energi yang hilang dari tubuh ayam dengan segera. Ada baiknya air minum tersebut hangat (20-240C). Hal ini untuk mencegah cold shock atau ayam trauma meminum air minum karena suhu air terlalu dingin.

Bersamaan dengan itu, berikan pula ransum. Selain sebagai sumber nutrisi, pemberian ransum dini akan memacu perkembangan vili dan pemanjangan usus. Pemberian yang sedikit demi sedikit akan lebih baik daripada sekaligus dalam satu kali pemberian. Daya tampung tembolok DOC yang terbatas dan terjaganya kesegaran ransum adalah alasan anjuran tersebut sehingga nafsu makan ayam tetap tinggi. Keuntungan lain saat memberi ransum yaitu peternak bisa sekaligus mengontrol kondisi ayam. Berikan air minum biasa setelah air gula habis atau 1-2 jam setelah chick in. Akan lebih baik, jika air tersebut ditambah Vita Chick atau Strong n Fit sehingga perkembangan tubuh ayam lebih optimal. Strong n Fit dengan kandungan L-carnitin dan vitaminnya dapat mengubah lemak menjadi energi sehingga meningkatkan berat badan dan daya tahan tubuh ayam. Sedangkan kandungan multivitamin dan growth promoter antibiotic dalam Vita Chick berperan pula dalam mendukung dan meningkatkan pertumbuhan anak ayam. Jika kondisi anak ayam jelek (seperti kaki kering, bulu kusam dan sebagainya) berikan Neo Meditril, Proxan-C, Proxan-S atau Tycotil untuk meminimalkan resiko infeksi bakteri misalnya CRD dan colibacillosis.

Lakukan pemeriksaan konsumsi ransum dan air minum, 2-3 jam setelah pemberian ransum pertama melalui perabaan tembolok. Konsumsi ransum dikatakan baik bila minimal 75% sampel DOC teraba kenyal dan lunak yang mengindikasikan bahwa ayam sudah mengkonsumsi cukup ransum dan juga air minum. Jika perlu, peternak dapat melakukan pemeriksaan kembali 24 jam setelah pemberian ransum dengan indikator 95-100% tembolok ayam harus teraba kenyal dan lunak. Tembolok yang keras menunjukkan bahwa ayam tidak cukup mengkonsumsi air minum atau bahkan mengkonsumsi sekam (litter). Tetapi jika tembolok berisi air, diduga ayam cukup mengkonsumsi air namun tidak dengan ransum. Jika tidak mencapai 95-100%, peternak wajib mengevaluasi manajemen chick in misalnya kualitas fisik dan kandungan nutrisi ransum, kenyamanan kandang, jumlah TRA, TMA dan sebagainya. Selain ketika chick in, metode perabaan tembolok ini juga dapat digunakan saat penggantian tempat ransum. Metodenya sama yaitu pemeriksaan dilakukan 3 jam setelah perlakuan.
                       Pemeriksaan konsumsi ransum melalui perabaan tembolok

2)  Modifikasi Lingkungan

Pada 1-3 jam setelah chick in, lakukan pemeriksaan suhu litter apakah sudah nyaman atau belum. Salah satu teknik mendeteksinya ialah melihat kondisi kaki DOC. Jika litter terlalu panas, kaki DOC akan kemerahan dan terlihat pecah-pecah terutama di kuku dan telapak kaki. DOC yang mengalami hal ini biasanya akan berkumpul jauh dari brooder. Suhu kandang brooder ideal berkisar antara 31-330C (Lohman Manual Guide, 2010). Sebaliknya jika litter terlalu dingin, kaki DOC akan teraba dingin (dibanding suhu tubuh kita). Konsumsi ransum dari DOC yang kedinginan atau kepanasan juga akan menurun karena DOC cenderung diam dan meringkuk.


3)  Kesehatan

Hal yang tidak kalah penting setelah ayam chick in ialah memperhatikan faktor kesehatan sebagai faktor pendukung. Sebaiknya lakukan pengukuran titer antibodi maternal. Antibodi maternal merupakan antibodi yang diwariskan dari induk ayam kepada anaknya. Uji serologis untuk mengukur antibodi maternal bisa dilakukan ketika DOC. Pengukuran yang sering dilakukan ialah uji titer antibodi maternal Gumboro. Gambaran antibodi maternal ini bermanfaat untuk memprediksi kapan waktu yang tepat untuk vaksinasi Gumboro pertama dilakukan. Uji titer antibodi maternal tersebut bisa dilakukan di Medilab Medion.


Seluruh kegiatan manajemen, baik pre chick in maupun chick in berkontribusi untuk menciptakan kondisi DOC yang sehat dan mampu menghasilkan produktivitas optimal karena manajemen awal ini juga sangat menentukan keberhasilan periode pemeliharaan ayam berikutnya. DOC yang terserang penyakit sejak awal, tidak akan mampu berproduksi optimal dan hal ini tentu akan sangat merugikan peternak. Oleh karena itu, segera terapkan manajemen pre chick in dan chick in dengan baik dan benar.


POWERED By: ASGINDO FARM & Medion Onlinehttp://www.info.medion.co.id
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Aba Nauval

0 Komentar:

Post a Comment

Recent comment

 
ASGINDO FARM | Boe-Doet 98 Template | Aba Nauval Template
Copyright © 2012. BERTERNAK AYAM KAMPUNG - All Rights Reserved
Template Modify by
Proudly powered by Blogger